Evil Does Not Exist (2023)

Takumi dan putrinya yang berusia delapan tahun, Hana, tinggal di wilayah hutan Jepang yang sebagian besar masih belum tercemar oleh pembangunan berskala besar. Sampai sekarang. Sepasang agen datang ke desa Takumi untuk mengajukan proyek “glamping”, sebuah resor untuk wisatawan yang ingin merasakan sensasi berkemah tanpa harus mengotori kuku mereka. Selama pengarahan, penduduk setempat mengkritik berbagai kekurangan dalam proyek tersebut, mulai dari bahaya kebakaran hingga tangki septik yang tidak memadai, tetapi tanggapan kosong dari para agen membuat jelas bahwa kegiatan ini hanya sekadar basa-basi. Badan tersebut bertekad untuk terus maju tanpa mempedulikan apakah penduduk setempat menyetujuinya atau tidak.