The Convert (2023)

Selandia Baru pada tahun 1830-an adalah dunia suku Māori yang sebagian besar didominasi oleh perang suku. Mencari penebusan dari masa lalu yang kelam, pengkhotbah awam Thomas Munro (GUY PEARCE) berada di atas kapal dagang yang menuju ke kota Epworth yang baru saja didirikan, sebuah pemukiman Inggris di ujung dunia. Ketika kapal berlabuh di pantai berbatu di Selandia Baru, Munro mendapati dirinya terjebak dalam pertempuran antara suku Māori dan menyaksikan pembantaian orang-orang tak berdosa di tangan kepala suku Akatarawa. Munro berhasil menyelamatkan nyawa Rangimai – putri Maianui, kepala suku saingan yang tanahnya disewa oleh Epworth dengan perjanjian yang rumit. Ketika Munro mulai mengalami rasisme dan paranoia yang mengakar dari warga kota kulit putih terhadap suku Māori, ia mendapati dirinya semakin dikucilkan dalam komunitas yang seharusnya ia layani dan menyadari bahwa ia telah dibawa ke pos terdepan Inggris yang terpencil ini hanya untuk menambahkan lapisan peradaban. Ketika salah satu anak buah Maianui dibunuh dalam keadaan misterius, Munro dan Rangimai melakukan perjalanan berbahaya ke tanah terlarang yang dikuasai oleh panglima perang suku Māori, dengan harapan dapat memperbaiki ketidakadilan. Namun, Munro segera menyadari bahwa dia adalah pion dalam permainan strategis kekuasaan, dan dengan perang berdarah antara dua suku yang dominan sekarang tidak dapat dihindari, dia harus memutuskan peran apa yang akan dia mainkan dan apakah keyakinannya itu nyata, atau bernilai.